Sebenarnya sudah sangat lama saya ingin menulis tentang beberapa kebiasaan dan prilaku buruk kita sebagai manusia Indonesia yang lahir dan tumbuh besar di negeri tercinta ini. Mungkin sebagai tambahan dari judul sebuah buku karya Mukhtar Lubis "Manusia Indonesia" yang sering dijadikan referensi untuk mengetahui karakter dan sifat-sifat umum manusia Indonesia khususnya hidup dari Sabang sampai Maroke, maupun tinggal menetap sebagai warga asing dari Maroko hingga Pulau Rote.
Sengaja tulisan ini saya buat untuk menjadi cermin dan pengingat bagi setiap kita, apakah sifat-sifat buruk ini melekat pada kepribadian kita, ataukah kita sering dan terbiasa melakukannya secara sadar, atau kadang-kadang, sekali-sekali dan tanpa tanpa sadar.
Delapan (8) kebiasaan buruk ini muncul sebagai hasil penelitian dan persaksian sekian waktu lamanya terhadap prilaku dan kebiasaan-kebiasaan buruk dan tak terpuji yang dilakukan orang-orang yang di sekitar kita. Bahkan mungkin termasuk saya sendiri dan Anda juga pernah melakukan hal. Maka saatnya kita sadar, bertobat dan tidak mengulanginya. Bila Anda punya tambahan terkait dengan tema ini, ya monggo ditambahin...
1- Meludah dan buang ingus disembarang tempat
Inilah kebiasaan buruk pertama yang sering kita lakukan sebagai manusia indonesia. Meludah atau buang ingus (iihhh..., jijik) bila dilakukan disembarang tempat, maka tidak hanya bisa mengenai orang-orang yang ada disamping kira kanan kita, tapi ingus atau ludah itu juga dapat menimbulkan penyakit. Coba bayangkan kalau ada seseorang yang berpenyakit TBC meludah di jalan, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama virus yang terdapat pada ludah atau dahaknya itu akan beterbangan dibawa angin lalu masuk ke dalam hidung atau mulut orang-orang yang melalui jalan yang sama. Maka kata Rasulullah saw. Kaffarah (tebusan, bayaran) bagi orang yang meludah di jalan adalah "radmuha", menggosok ludahnya itu dengan alas kaki yang ia gunakan hingga ludahnya hilang tak berbekas. Cara terbaik yang kita bisa lakukan adalah meludah di kertas tissue lalu membuangnya di tempat sampah. Lebih aman dan tidak merepotkan, bukan?
2- Kencing berdiri di balik pintu mobil atau di balik pohon
Ini yang sering saya lihat saat berada di jalan raya atau berada di taman, atau pinggir jalan yang ditumbuhi banyak pepohonan rindang. Saya yakin Anda juga pernah menyaksikan sopir mobil; taksi ataupun umum (mungkin tidak termasuk pa H. Syafruddin itu yang ditulis bung Boy itu) dengan santai membuka pintu mobilnya dan menumpahkan air seninya tanpa peduli pada pandangan mata orang-orang yang lalu lalang disekelilingnya. Kebelet sih, kebelet. Tapi apakah harus mengorbankan rasa malu dan mempertontonkan malunya di pinggir jalan dan dibalik pohon? Apalagi orang seperti terkadang tidak lagi ber-istinja, atau bersuci dari najisnya sendiri. Bukan main!
3- Buang sampah di jalan raya
Pernahkah Anda menyaksikan penumpang atau pengendara mobil yang sedang melaju kencang didepan Anda membuang kulit pisang, bungkus rokok, botol air mineral dan lain sebagainya di atas jalan raya tanpa rasa salah sedikit pun? Orang yang nyaris tak berpendidikan seperti ini yang paling menjengkelkan bagi saya. Pernah suatu ketika di lampu merah jalan Pramuka, menghampiri sopir taksi yang dengan santai membuka pintu mobilnya dan membuang botol air mineral di jalan. "Bang, masa sih dibuang disitu. Emang tempat sampah?". Kataku kalem. Syukur sopir tersebut malu sendiri dan mengambil kembali sampahnya.
4- Balapan di lampu merah
Paling heboh saat kita berada diperempatan merah. Menyaksikan bajaj dan kendaraan roda dua yang masing-masing ingin didepan mendahului yang lainnya. Sehingga ketika detik-detik lampu hijau menyala, serta merta kendaraa-kendaraan tersebut melaju kencang seakan berlomba paling depan. Diperempatan lampu merah kita akan saksikan para raja jalanan ingin berlomba mananti kibaran bendera seakan berada di sirkuit balapan.
5- Makan sambil jalan
Saya sering menyaksikan orang-orang dengan santai makan sambil jalan. Padahal perilaku seperti ini sangat tidak elok. Bila dilakukan oleh anak kecil, maka itu masih dapat dimaklumi. Tapi bila dilakukan oleh orang dewasa, sudah bapak-bapak atau ibu-ibu, sungguh sangat tidak elok. Coba bayangkan kalau Anda makan sambil jalan, orang-orang yang berpapasan pasti akan memperhatikan makanan yang Anda makan, mulut Anda yang penuh makanan apalagi bila ada yang nyelip di antara gigi-gigi Anda. Sangat tidak elok terlihat. Anda tak dapat mengucap salam atau menjawab salam orang yang berpapasan dengan Anda karena mulut penuh makanan.
Rasulullah saw. Memerintahkan kita untuk tidak makan sambil berdiri, apalagi sambil jalan. Ini dalilnya: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/34009 , atau klik: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-2.html Hanya saja masih sangat banyak di antara kita yang tidak mengetahuinya.
6- Menjadikan jalan sebagai garasi
Jalan yang cukup untuk dua kendaraan roda empat berpapasan kini semakin sempit. Ini disebabkan karena orang-orang yang tidak punya garasi namun punya mobil menjadikan separuh dari badan jalan itu sebagai garasi, seakan jalan itu milik pribadi atau milik nenek moyangnya. Inilah yang terkadang membuat kemacetan dan mengganggu orang-orang yang melintas. Ini sama saja dengan mengambil hak orang lain. Padahal kita diperintahkan untuk tidak mengambil hak orang lain, bahkan hak pejalan kaki dengan menciptakan kemacetan di tengah jalan.
Maka bagi Anda yang sudah punya mobil tapi tidak punya garasi, sebaiknya sewa garasi atau parkiran umum agar tidak mengganggu orang lain, dan mobil Anda aman dari goresan tangan jail orang yang jengkel.
7- Sering bicara yang ada "kebun binatang" nya.
Kebiasaan buruk paling mewabah disekitar kita. Lihatlah anak-anak kita yang baru belajar bicara, sudah sangat fasih mengucapkan kalimat-kalimat "kebun binatang" karena mendengar orang tuanya, kakaknya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya mengucapkan kalimat-kalimat buruk seperti itu. Paling sering terlontar saat dalam keadaan marah. Padahal masih sangat banyak kalimat yang lebih baik diucapkan ketimbang kata-kata buruk yang tidak layak diucapkan oleh manusia berakhlak.
Rasulullah saw. Mengajarkan kepada kita untuk diam, daripada mengucapkan kata-kata yang mengandung dosa "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian "falyaqul khaeran ao liyashmut" ngomong yang baik atau diam!"
8- Pake jam karet
Maksudnya tentu saja bukan jam yang kita kenakan di tangan yang bentuknya karet, tapi kebiasaan kita menyia-nyiakan waktu dengan terlambat saat ke kantor, kala rapat, saat ingin mengajar, bahkan saat shalat pun sukanya belakangan alias masbuq (terlambat, tertinggal). Terlambat rapat sama dengan merugikan pihak lain. Telat saat mengajar sama dengan mengkhianati amanah dan mengambil hak para murid. Terlambat ke kantor sama dengan korupsi waktu. Dan banyak lagi contoh kebiasaan terlambat yang menjadi budaya zaman baheula yang sudah mendarah daging.
Mari kita disiplin waktu. Mengubah secara perlahan-lahan kebiasaan buruk ini menjadi budaya baik sebagai syarat kemajuan bangsa disegala bidang: menghargai waktu yang diberikan oleh Allah Ta'ala.
Bila Anda punya tambahan kebiasaan buruk lainnya, silahkan......
Sengaja tulisan ini saya buat untuk menjadi cermin dan pengingat bagi setiap kita, apakah sifat-sifat buruk ini melekat pada kepribadian kita, ataukah kita sering dan terbiasa melakukannya secara sadar, atau kadang-kadang, sekali-sekali dan tanpa tanpa sadar.
Delapan (8) kebiasaan buruk ini muncul sebagai hasil penelitian dan persaksian sekian waktu lamanya terhadap prilaku dan kebiasaan-kebiasaan buruk dan tak terpuji yang dilakukan orang-orang yang di sekitar kita. Bahkan mungkin termasuk saya sendiri dan Anda juga pernah melakukan hal. Maka saatnya kita sadar, bertobat dan tidak mengulanginya. Bila Anda punya tambahan terkait dengan tema ini, ya monggo ditambahin...
1- Meludah dan buang ingus disembarang tempat
Inilah kebiasaan buruk pertama yang sering kita lakukan sebagai manusia indonesia. Meludah atau buang ingus (iihhh..., jijik) bila dilakukan disembarang tempat, maka tidak hanya bisa mengenai orang-orang yang ada disamping kira kanan kita, tapi ingus atau ludah itu juga dapat menimbulkan penyakit. Coba bayangkan kalau ada seseorang yang berpenyakit TBC meludah di jalan, maka dalam waktu yang tidak terlalu lama virus yang terdapat pada ludah atau dahaknya itu akan beterbangan dibawa angin lalu masuk ke dalam hidung atau mulut orang-orang yang melalui jalan yang sama. Maka kata Rasulullah saw. Kaffarah (tebusan, bayaran) bagi orang yang meludah di jalan adalah "radmuha", menggosok ludahnya itu dengan alas kaki yang ia gunakan hingga ludahnya hilang tak berbekas. Cara terbaik yang kita bisa lakukan adalah meludah di kertas tissue lalu membuangnya di tempat sampah. Lebih aman dan tidak merepotkan, bukan?
2- Kencing berdiri di balik pintu mobil atau di balik pohon
Ini yang sering saya lihat saat berada di jalan raya atau berada di taman, atau pinggir jalan yang ditumbuhi banyak pepohonan rindang. Saya yakin Anda juga pernah menyaksikan sopir mobil; taksi ataupun umum (mungkin tidak termasuk pa H. Syafruddin itu yang ditulis bung Boy itu) dengan santai membuka pintu mobilnya dan menumpahkan air seninya tanpa peduli pada pandangan mata orang-orang yang lalu lalang disekelilingnya. Kebelet sih, kebelet. Tapi apakah harus mengorbankan rasa malu dan mempertontonkan malunya di pinggir jalan dan dibalik pohon? Apalagi orang seperti terkadang tidak lagi ber-istinja, atau bersuci dari najisnya sendiri. Bukan main!
3- Buang sampah di jalan raya
Pernahkah Anda menyaksikan penumpang atau pengendara mobil yang sedang melaju kencang didepan Anda membuang kulit pisang, bungkus rokok, botol air mineral dan lain sebagainya di atas jalan raya tanpa rasa salah sedikit pun? Orang yang nyaris tak berpendidikan seperti ini yang paling menjengkelkan bagi saya. Pernah suatu ketika di lampu merah jalan Pramuka, menghampiri sopir taksi yang dengan santai membuka pintu mobilnya dan membuang botol air mineral di jalan. "Bang, masa sih dibuang disitu. Emang tempat sampah?". Kataku kalem. Syukur sopir tersebut malu sendiri dan mengambil kembali sampahnya.
4- Balapan di lampu merah
Paling heboh saat kita berada diperempatan merah. Menyaksikan bajaj dan kendaraan roda dua yang masing-masing ingin didepan mendahului yang lainnya. Sehingga ketika detik-detik lampu hijau menyala, serta merta kendaraa-kendaraan tersebut melaju kencang seakan berlomba paling depan. Diperempatan lampu merah kita akan saksikan para raja jalanan ingin berlomba mananti kibaran bendera seakan berada di sirkuit balapan.
5- Makan sambil jalan
Saya sering menyaksikan orang-orang dengan santai makan sambil jalan. Padahal perilaku seperti ini sangat tidak elok. Bila dilakukan oleh anak kecil, maka itu masih dapat dimaklumi. Tapi bila dilakukan oleh orang dewasa, sudah bapak-bapak atau ibu-ibu, sungguh sangat tidak elok. Coba bayangkan kalau Anda makan sambil jalan, orang-orang yang berpapasan pasti akan memperhatikan makanan yang Anda makan, mulut Anda yang penuh makanan apalagi bila ada yang nyelip di antara gigi-gigi Anda. Sangat tidak elok terlihat. Anda tak dapat mengucap salam atau menjawab salam orang yang berpapasan dengan Anda karena mulut penuh makanan.
Rasulullah saw. Memerintahkan kita untuk tidak makan sambil berdiri, apalagi sambil jalan. Ini dalilnya: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/34009 , atau klik: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-2.html Hanya saja masih sangat banyak di antara kita yang tidak mengetahuinya.
6- Menjadikan jalan sebagai garasi
Jalan yang cukup untuk dua kendaraan roda empat berpapasan kini semakin sempit. Ini disebabkan karena orang-orang yang tidak punya garasi namun punya mobil menjadikan separuh dari badan jalan itu sebagai garasi, seakan jalan itu milik pribadi atau milik nenek moyangnya. Inilah yang terkadang membuat kemacetan dan mengganggu orang-orang yang melintas. Ini sama saja dengan mengambil hak orang lain. Padahal kita diperintahkan untuk tidak mengambil hak orang lain, bahkan hak pejalan kaki dengan menciptakan kemacetan di tengah jalan.
Maka bagi Anda yang sudah punya mobil tapi tidak punya garasi, sebaiknya sewa garasi atau parkiran umum agar tidak mengganggu orang lain, dan mobil Anda aman dari goresan tangan jail orang yang jengkel.
7- Sering bicara yang ada "kebun binatang" nya.
Kebiasaan buruk paling mewabah disekitar kita. Lihatlah anak-anak kita yang baru belajar bicara, sudah sangat fasih mengucapkan kalimat-kalimat "kebun binatang" karena mendengar orang tuanya, kakaknya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya mengucapkan kalimat-kalimat buruk seperti itu. Paling sering terlontar saat dalam keadaan marah. Padahal masih sangat banyak kalimat yang lebih baik diucapkan ketimbang kata-kata buruk yang tidak layak diucapkan oleh manusia berakhlak.
Rasulullah saw. Mengajarkan kepada kita untuk diam, daripada mengucapkan kata-kata yang mengandung dosa "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian "falyaqul khaeran ao liyashmut" ngomong yang baik atau diam!"
8- Pake jam karet
Maksudnya tentu saja bukan jam yang kita kenakan di tangan yang bentuknya karet, tapi kebiasaan kita menyia-nyiakan waktu dengan terlambat saat ke kantor, kala rapat, saat ingin mengajar, bahkan saat shalat pun sukanya belakangan alias masbuq (terlambat, tertinggal). Terlambat rapat sama dengan merugikan pihak lain. Telat saat mengajar sama dengan mengkhianati amanah dan mengambil hak para murid. Terlambat ke kantor sama dengan korupsi waktu. Dan banyak lagi contoh kebiasaan terlambat yang menjadi budaya zaman baheula yang sudah mendarah daging.
Mari kita disiplin waktu. Mengubah secara perlahan-lahan kebiasaan buruk ini menjadi budaya baik sebagai syarat kemajuan bangsa disegala bidang: menghargai waktu yang diberikan oleh Allah Ta'ala.
Bila Anda punya tambahan kebiasaan buruk lainnya, silahkan......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar