Suatu ketika Hathim al-Tha’I sedang duduk di bawah sebuah pohon. Tiba-tiba seorang lelaki asing mendekatinya, mengucapkan salam dan bertanya padanya dimana ia dapat bertemu dengan Hathim at-tha’i. Ketika Hathim menanyakan maksud kedatangannya, orang itu pun berkata:
“Saya adalah orang paling dermawan di kotaku. Tapi sifat kedermawan masih saja identik dengan Hathim. Karena itu saya datang kemari untuk membunuhnya. Setelah mendengar ucapan orang itu, Hathim lalu menunjuk kesuatu tempat yang agak jauh dan berkata kepadanya: “Engkau akan menemukan Hathim disana sedang tidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya saat matahari terbenam nanti.”
Pada waktu yang ditentukan, orang itu pun pergi ketempat yang telah ditunjuk oleh Hathim. Disana ia temukan seseorang yang tampak sedang tidur dengan selembar kain yang menutupi wajahnya. Sebelum pedang itu ia tebaskan pada leher Hathim, ia menyingkap penutup wajahnya untuk melihatnya. Dan ternyata orang yang akan ia bunuh itu adalah orang yang menunjukkan padanya tempat tersebut. Dengan marah ia berkata:
“Mengapa engkau membohongiku sehingga saya hampir saja membunuhmu?”
“Sayalah Hathim at-Tha’I, dan saya tidak pelit untuk menyerahkan kepalaku padamu sesuai keinginanmu.” Kata Hathim.
Orang itu akhirnya pergi dengan perasaan malu sambil berkata:
“Engkau benar-benar berhak untuk memperoleh sekian banyak pujian, wahai Hathim.”
(Dari buku "Hikmah as-Salaf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar